Cinta di Dalam Gelas
(Seri kedua novel Dwilogi Padang Bulan)
Andrea Hirata
Judul : Cinta di Dalam Gelas
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit
: Bentang Pustaka
Tahun
Terbit : 2011
Kota
Terbit : Yogyakarta
Editor
: Imam Risdiyanto
Jumlah
Halaman : 316
Tema
: Cinta, Budaya, Sosial, Persahabatan, Catur dsb
Pengulas
: DewaRC
Ulasan :
Ikal, merupakan seorang bujang asli
darah Melayu yang berasal dari Pulau Belitong, Prov. Babel. Ia bekerja di
warung kopi “Tak Usah Kau Kenang Lagi” milik
pamannya. Ada kecintaan tersendiri yang membuat ia nyaman bekerja sebagai
pelayan kopi disana. Pada mulanya ia senang bekerja disana, karena dapat
bertemu sahabat-sahabat lamanya yang sudah jarang dilihat. Mereka membawa anak
dan istri ke warung kopi. Sebuah pemandangan yang sangat manis bagi seorang
bujang lapuk ini. Namun lama-kelamaan bekerja, daya tarik terbesar dalam
pekerjaan disana ialah bagaimana secangkir kopi telah membuatnya lebih jauh
mengenal dekat tentang kaumnya sendiri, Orang Melayu. Ia banyak belajar tentang
arti hidup dan kehidupan melalui secangkir kopi dan pekerjaanya di warung kopi.
Kopi merupakan sebuah candu tersendiri bagi orang-orang Melayu. Ia tidak bisa
dilepaskan dari kehidupan para lelaki Melayu. Kopi sudah dianggap sebagai
kebutuhan hidup disamping makan dan bernafas. Meminum kopi sudah menjadi bentuk
tradisi orang-orang Melayu, tanpa ngopi
tak taulah apa jadinya dunia.
Selama bekerja di warung kopi Tak Usah Kau Kenang Lagi, diam-diam ikal
berhasil membuat sebuah cataatan besar yang berisi tentang profil pembeli dan
komposisi kopi para pembeli. Dalam catatannya itu, ia dapat menuliskan beberapa
karakter, sifat dan kebiasaan para pelanggannya melalui pelajaran komposisi
kopi yang ia buat. Seperti contoh misalnya :
- mereka yang menghirup kopi pahit umumnya bernasib sepahit kopinya. Makin pahit kopinya, makin berliku-liku petualangannya. Hidup mereka penuh intaian dan marabahaya. Cinta? Berantakan, Istri? Pada minggat. Bisnis? Kena tipu. Namun mereka tetap mencoba dan mencipta. Mereka naik panggung dan dipermalukan. Mereka menang dengan gemilang lalu kalah tersuruk-suruk. Mereka jatuh, bangun, jatuh dan bangun lagi. Dalam dunia pergaulan zaman modern ini mereka disebut para player.
- Mereka yang takaran gula, kopi, dan susunya proporsional umumnya adalah pegawai kantoran yang bekerja rutin dan berirama hidup itu-itu saja. Mereka tak lain pria ’do-re-mi’, dan mereka telah kawin dengan seseorang bernama “bosan”. Kelompok anti perubahan ini melingkupi diri dengan selimut dan tidur nyenyak di dalam zona yang nyaman. Proporsi gula, kopi dan susu itu mencerminkan kepribadian mereka yang sungkan mengambil resiko. Tanpa mereka sadari, kenyamanan itu membuat waktu, detik demi detik, menelikung mereka. Kaum ini disebut dengan safety player.
- Ada pula satu kaum yang disebut sebagai semi-player. Cirinya : 4 sendok kopi, ini termasuk kental, tapi ditambah gula, setengah sendok saja. Orang-orang ini merupakan ahli pada bidangnya. Mereka bertangan dingin dan penuh perhitungan. Mereka bukan tipe pegang-lepaskan-pegang-lepaskan. Mereka adalah tipe pegang-cengkraman-telan. Namun, adakalanya mereka adalah pencinta yang romantis. Takaran kopi semacam itu membuat mereka merasakan pahit dekat tenggorakan, namun terbesit sedikit manis di ujung lidah. Bagi mereka, itu hal yang sexy.
- Mereka yang minum kopi dan hanya minta sedikit gula, lay setelah diberi gula, mengatkan terlalu manis atau kurang manis, merupakan orang-orang yang gampang dihasut. Merekalah pengacau sistem politik republik karena suaranya gampang dibeli. Mereka itu kaum yang plin-plan! Petinggi-petinggi partai politik dan menteri-menteri kabinet banyak bercokol diwilayah ini.
- Mereka yang memerlukan susu lebih banyak umumnya bermasalah dengan kehidupan rumah tangga. Dalam keadaan yang ekstrem-misalnya tengah berperkara talak-menalak di pengadilan, mereka hanya meminum air panas dan susu saja, tanpa gula dan kopi. Orang-orang ni sering melumun di warung kopi, tak tahu apa yang sedang berkecamuk di dalam kepala mereka, mereka adalah para ex-player.
- Mereka yang suka minum air dengan gula saja. Tanpa susu dan kopi. Mereka adalah burung serindit. Sedangkan mereka yang minta kopi saja, tanpa air dan memakan kopi itu seperti makan sagon, adalah penderita sakit gila nomor 29. Adapun mereka yang sama sekali tidak minum kopi adalah penyia-nyia hidup ini.
(hal, 41-43)
Begitu detail sekali Ikal membedah
kepribadian setiap pembelinya melalui komposisi kopi yang ia buat. Sungguh jenius
sekali pelayan ini. menguluti sisi psikologi manusia dengan bermodalkan komposisi
kopi yang mereka sukai. Banyak makna yang lahir dari secangkir kopi. Bahkan cinta
pun bisa tumbuh bermekaran hanya dengan secangkir kopi hangat berdua.
Diwarung inilah Ikal belajar banyak
hal tentang kehidupan. Pamannya, seorang Melayu Asli, mantan karyawan PT PN Timah (semua maskapai pertambangan
timah terbesar di Pulau Belitong) memiliki temperamental yang cukup tinggi. Ia selalu
memarahi para karyawan tanpa mengenal benar dan salah. Ia merupakan diktator
sekelas Hitler diwarung kopi ini. Kebiasaan paman, tidak jauh beda dengan
kebiasaan orang-orang Melayu peminum kopi lainnya. setiap hari tidak
berhenti-henti mencibir pemerintah yang dianggapnya tidak becus dalam
menjalankan amanat rakyat. Celotehan itu terjadi, tidak lain hanyalah bentuk
kekecewaan dari hilangnya pekerjaan sebagai karyawan PT PN karena PT tersebut gulung tikar.
Maryamah atau biasa di panggil
Enong, merupakan seorang perempuan cerdas, tangkas, berani, pintar dan putus
sekolah. Pekerjaannya adalah seorang kuli tambang timah liar. Pekerjaan berat
ini terpaksa ia lakukan, karena kematian ayahnya, Zamzami, menyebabkan ia
menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Ia bersahabat dekat dengan Ikal dan
detektif M.Nur. ketertarikannya pada Bahasa Inggris, membuatnya ingin sekali
mengikuti kursus Bahasa Inggris ditempat kursus pertama di Tanjung Pandan
(ibukota kabupaten). tak kiranya jarak 80 km ia tempuh tiga kali seminggu, demi
mengikuti kursus tersebut.
Enong sempat terpaksa menikah,
karena melihat kondisi ibunda (Syalimah) yang sudah tua-renta dan sakit-sakitan
hendak melihat anak tertuanya menikah. Demi menjalankan amanat itu, ia rela
diperistri oleh seorang plaboy dan jawara catur kampung, Matarom. Pernikahannya
kandas setelah ibunda meninggal dunia dan tak tahan mendapat siksaan dari sang
suami. Untuk membalaskan dendam sakit hati tersebut, Enong mengutuskan untuk
menjadi pecatur wanita demi mengalahkan sang mantan suaminya itu.
Enong merupakan seorang pecatur
wanita pertama di Pulau Belitong. Ia mendapat tantangan keras, karena akan
berhadapan dengan dogma sosial. Wanita itu tidak boleh ikut campur dalam
kehidupan lelaki, begitulah kiranya bunyi dogma tersebut. Ditengah terjangan
tantangan melawan budaya tersebut, Enong mulai mendapatkan dukungan dari
orang-orang yang salut akan keberaniannya, terutama para kaum perempuan. Olahraga
catur merupakan kejuaraan bergengsi yang telah mengalakan pamor olahraga bola
kaki dan bulu tangkis di Pulau Belitong. Jadi apabila seorang berhasil menjadi
juara dalam pertandingan catur setiap perayaan kemerdekaan RI, maka akan
memiliki reputasi yang sangat besar dimata orang-orang Melayu.
Demi mewujudkan impian Enong untuk
mengalahkan suaminya, membuat Ikal dan detektif M.Nur mati-matian membantu
sahabatnya itu. Ikal yang memiliki teman seorang juara atlet catur perempuan
dunia asal Georgia bernama Ninochka Stronovsky, turut pula membantu Enong dalam
berlatih catur yang ia mulai dari nol.
Teman-teman yang membantu Enong
menjadi jawara catur, memiliki ciri-ciri khas dan keunikan tersendiri. Seperti
contoh, Ikal, seorang penulis buku “Refrensi
besar peminum kopi” yang mampu membaca permainan lawan hanya dari komposisi
kopi. M. Nur, seorang pecinta dunia detektif, memiliki burung pos pengantar
pesan, yang nantinya akan menjadi spionise Enong dalam permainan caturnya.
Ninochka Stronovsky, seorang jawara dunia atlit catur asal Georgia, pengirim
sandi diagram yang berisi strategi dan taktik permainan catur. Alvin and The Chipmunk, merupakan keponakan
Ikal yang masih duduk disekolah dasar, ia berperan juga sebagai pelatih Enong, Lintang,
sang juru ilmu statistik. Selomot dari Bitun, yang menjadi menejer Enong.
Preman Cebol, seorang centeng pasar Tanjung Pandan yang memiliki burung dara
pos, dapat mengantarkan pesan berjarak kurang lebih 100 km. Chip, seorang
lelaki norak yang gagal dalam menggapai cita-citanya menjadi seorang pilot. Ia mampu
mengayuh sepeda dengan kecepatan 70 km/jam. Jarak Tanjung Pandan dan Kampung
mereka sejauh 80km, dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih satu setengah jam.
Orang-orang inilah yang sangat berjasa sekali membantu Enong dalam mengalahkan
mantan suaminya, Matarom, sang jawara catur kampung.
Diakhir cerita, banyak sekali
perubahan-perubahan yang terjadi. Enong, mendapat gelar panggilan “Maryamah
Karpov”, karena laga terakhirnya dalam mengalahkan Matarom menggunakan strategi
pertahanan benteng seperti pecantur wanita dunia tahun 1970an, Anatoly Karpov. Para
kaum perempuan tidak takut lagi untuk bermain catur, dan mengikuti perlombaan.
Paman yang tadinya seorang penceloteh pemerintah dan DPRD, sekarang mencalonkan
diri menjadi anggota DPRD. Selomot kembali ke Bitun dan menikah lagi. M.Nur
hijrah ke Jakarta untuk mengikuti kursus teknisi parabola yang ia cita-citakan
sejak dulu. Ninochka Stronovsky menantang Grand
Master Bellinda Hess-Hay dari Amerika. Matarom yang kalah 3x berturut-turut
tak terlihat lagi batang hidungnya. Ikal, membentuk organisasi persatuan bujang
lapuk.
Selesai

Tidak ada komentar:
Posting Komentar