Senin, 16 Juli 2018

Cinta di Dalam Gelas (Seri kedua Dwilogi Padang Bulan)



Cinta di Dalam Gelas
(Seri kedua novel Dwilogi Padang Bulan)
Andrea Hirata

Judul   : Cinta di Dalam Gelas
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 2011
Kota Terbit : Yogyakarta
Editor : Imam Risdiyanto
Jumlah Halaman : 316
Tema : Cinta, Budaya, Sosial, Persahabatan, Catur dsb
Pengulas : DewaRC

Ulasan :
            Ikal, merupakan seorang bujang asli darah Melayu yang berasal dari Pulau Belitong, Prov. Babel. Ia bekerja di warung kopi “Tak Usah Kau Kenang Lagi” milik pamannya. Ada kecintaan tersendiri yang membuat ia nyaman bekerja sebagai pelayan kopi disana. Pada mulanya ia senang bekerja disana, karena dapat bertemu sahabat-sahabat lamanya yang sudah jarang dilihat. Mereka membawa anak dan istri ke warung kopi. Sebuah pemandangan yang sangat manis bagi seorang bujang lapuk ini. Namun lama-kelamaan bekerja, daya tarik terbesar dalam pekerjaan disana ialah bagaimana secangkir kopi telah membuatnya lebih jauh mengenal dekat tentang kaumnya sendiri, Orang Melayu. Ia banyak belajar tentang arti hidup dan kehidupan melalui secangkir kopi dan pekerjaanya di warung kopi. Kopi merupakan sebuah candu tersendiri bagi orang-orang Melayu. Ia tidak bisa dilepaskan dari kehidupan para lelaki Melayu. Kopi sudah dianggap sebagai kebutuhan hidup disamping makan dan bernafas. Meminum kopi sudah menjadi bentuk tradisi orang-orang Melayu, tanpa ngopi tak taulah apa jadinya dunia.
            Selama bekerja di warung kopi Tak Usah Kau Kenang Lagi, diam-diam ikal berhasil membuat sebuah cataatan besar yang berisi tentang profil pembeli dan komposisi kopi para pembeli. Dalam catatannya itu, ia dapat menuliskan beberapa karakter, sifat dan kebiasaan para pelanggannya melalui pelajaran komposisi kopi yang ia buat. Seperti contoh misalnya :
  1. mereka yang menghirup kopi pahit umumnya bernasib sepahit kopinya. Makin pahit kopinya, makin berliku-liku petualangannya. Hidup mereka penuh intaian dan marabahaya. Cinta? Berantakan, Istri? Pada minggat. Bisnis? Kena tipu. Namun mereka tetap mencoba dan mencipta. Mereka naik panggung dan dipermalukan. Mereka menang dengan gemilang lalu kalah tersuruk-suruk. Mereka jatuh, bangun, jatuh dan bangun lagi. Dalam dunia pergaulan zaman modern ini mereka disebut para player.
  2. Mereka yang takaran gula, kopi, dan susunya proporsional umumnya adalah pegawai kantoran yang bekerja rutin dan berirama hidup itu-itu saja. Mereka tak lain pria ’do-re-mi’, dan mereka telah kawin dengan seseorang bernama “bosan”. Kelompok anti perubahan ini melingkupi diri dengan selimut dan tidur nyenyak di dalam zona yang nyaman. Proporsi gula, kopi dan susu itu mencerminkan kepribadian mereka yang sungkan mengambil resiko. Tanpa mereka sadari, kenyamanan itu membuat waktu, detik demi detik, menelikung mereka. Kaum ini disebut dengan safety player.
  3. Ada pula satu kaum yang disebut sebagai semi-player. Cirinya : 4 sendok kopi, ini termasuk kental, tapi ditambah gula, setengah sendok saja. Orang-orang ini merupakan ahli pada bidangnya. Mereka bertangan dingin dan penuh perhitungan. Mereka bukan tipe pegang-lepaskan-pegang-lepaskan. Mereka adalah tipe pegang-cengkraman-telan. Namun, adakalanya mereka adalah pencinta yang romantis. Takaran kopi semacam itu membuat mereka merasakan pahit dekat tenggorakan, namun terbesit sedikit manis di ujung lidah. Bagi mereka, itu hal yang sexy.
  4. Mereka yang minum kopi dan hanya minta sedikit gula, lay setelah diberi gula, mengatkan terlalu manis atau kurang manis, merupakan orang-orang yang gampang dihasut. Merekalah pengacau sistem politik republik karena suaranya gampang dibeli. Mereka itu kaum yang plin-plan! Petinggi-petinggi partai politik dan menteri-menteri kabinet banyak bercokol diwilayah ini.
  5. Mereka yang memerlukan susu lebih banyak umumnya bermasalah dengan kehidupan rumah tangga. Dalam keadaan yang ekstrem-misalnya tengah berperkara talak-menalak di pengadilan, mereka hanya meminum air panas dan susu saja, tanpa gula dan kopi. Orang-orang ni sering melumun di warung kopi, tak tahu apa yang sedang berkecamuk di dalam kepala mereka, mereka adalah para ex-player.
  6. Mereka yang suka minum air dengan gula saja. Tanpa susu dan kopi. Mereka adalah burung serindit. Sedangkan mereka yang minta kopi saja, tanpa air dan memakan kopi itu seperti makan sagon, adalah penderita sakit gila nomor 29. Adapun mereka yang sama sekali tidak minum kopi adalah penyia-nyia hidup ini.

(hal, 41-43)

            Begitu detail sekali Ikal membedah kepribadian setiap pembelinya melalui komposisi kopi yang ia buat. Sungguh jenius sekali pelayan ini. menguluti sisi psikologi manusia dengan bermodalkan komposisi kopi yang mereka sukai. Banyak makna yang lahir dari secangkir kopi. Bahkan cinta pun bisa tumbuh bermekaran hanya dengan secangkir kopi hangat berdua.
            Diwarung inilah Ikal belajar banyak hal tentang kehidupan. Pamannya, seorang Melayu Asli, mantan  karyawan PT PN Timah (semua maskapai pertambangan timah terbesar di Pulau Belitong) memiliki temperamental yang cukup tinggi. Ia selalu memarahi para karyawan tanpa mengenal benar dan salah. Ia merupakan diktator sekelas Hitler diwarung kopi ini. Kebiasaan paman, tidak jauh beda dengan kebiasaan orang-orang Melayu peminum kopi lainnya. setiap hari tidak berhenti-henti mencibir pemerintah yang dianggapnya tidak becus dalam menjalankan amanat rakyat. Celotehan itu terjadi, tidak lain hanyalah bentuk kekecewaan dari hilangnya pekerjaan sebagai karyawan PT PN  karena PT tersebut gulung tikar.
            Maryamah atau biasa di panggil Enong, merupakan seorang perempuan cerdas, tangkas, berani, pintar dan putus sekolah. Pekerjaannya adalah seorang kuli tambang timah liar. Pekerjaan berat ini terpaksa ia lakukan, karena kematian ayahnya, Zamzami, menyebabkan ia menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Ia bersahabat dekat dengan Ikal dan detektif M.Nur. ketertarikannya pada Bahasa Inggris, membuatnya ingin sekali mengikuti kursus Bahasa Inggris ditempat kursus pertama di Tanjung Pandan (ibukota kabupaten). tak kiranya jarak 80 km ia tempuh tiga kali seminggu, demi mengikuti kursus tersebut.
            Enong sempat terpaksa menikah, karena melihat kondisi ibunda (Syalimah) yang sudah tua-renta dan sakit-sakitan hendak melihat anak tertuanya menikah. Demi menjalankan amanat itu, ia rela diperistri oleh seorang plaboy dan jawara catur kampung, Matarom. Pernikahannya kandas setelah ibunda meninggal dunia dan tak tahan mendapat siksaan dari sang suami. Untuk membalaskan dendam sakit hati tersebut, Enong mengutuskan untuk menjadi pecatur wanita demi mengalahkan sang mantan suaminya itu.
            Enong merupakan seorang pecatur wanita pertama di Pulau Belitong. Ia mendapat tantangan keras, karena akan berhadapan dengan dogma sosial. Wanita itu tidak boleh ikut campur dalam kehidupan lelaki, begitulah kiranya bunyi dogma tersebut. Ditengah terjangan tantangan melawan budaya tersebut, Enong mulai mendapatkan dukungan dari orang-orang yang salut akan keberaniannya, terutama para kaum perempuan. Olahraga catur merupakan kejuaraan bergengsi yang telah mengalakan pamor olahraga bola kaki dan bulu tangkis di Pulau Belitong. Jadi apabila seorang berhasil menjadi juara dalam pertandingan catur setiap perayaan kemerdekaan RI, maka akan memiliki reputasi yang sangat besar dimata orang-orang Melayu.
            Demi mewujudkan impian Enong untuk mengalahkan suaminya, membuat Ikal dan detektif M.Nur mati-matian membantu sahabatnya itu. Ikal yang memiliki teman seorang juara atlet catur perempuan dunia asal Georgia bernama Ninochka Stronovsky, turut pula membantu Enong dalam berlatih catur yang ia mulai dari nol.
            Teman-teman yang membantu Enong menjadi jawara catur, memiliki ciri-ciri khas dan keunikan tersendiri. Seperti contoh, Ikal, seorang penulis buku “Refrensi besar peminum kopi” yang mampu membaca permainan lawan hanya dari komposisi kopi. M. Nur, seorang pecinta dunia detektif, memiliki burung pos pengantar pesan, yang nantinya akan menjadi spionise Enong dalam permainan caturnya. Ninochka Stronovsky, seorang jawara dunia atlit catur asal Georgia, pengirim sandi diagram yang berisi strategi dan taktik permainan catur.  Alvin and The Chipmunk, merupakan keponakan Ikal yang masih duduk disekolah dasar, ia berperan juga sebagai pelatih Enong, Lintang, sang juru ilmu statistik. Selomot dari Bitun, yang menjadi menejer Enong. Preman Cebol, seorang centeng pasar Tanjung Pandan yang memiliki burung dara pos, dapat mengantarkan pesan berjarak kurang lebih 100 km. Chip, seorang lelaki norak yang gagal dalam menggapai cita-citanya menjadi seorang pilot. Ia mampu mengayuh sepeda dengan kecepatan 70 km/jam. Jarak Tanjung Pandan dan Kampung mereka sejauh 80km, dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih satu setengah jam. Orang-orang inilah yang sangat berjasa sekali membantu Enong dalam mengalahkan mantan suaminya, Matarom, sang jawara catur kampung.
            Diakhir cerita, banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi. Enong, mendapat gelar panggilan “Maryamah Karpov”, karena laga terakhirnya dalam mengalahkan Matarom menggunakan strategi pertahanan benteng seperti pecantur wanita dunia tahun 1970an, Anatoly Karpov. Para kaum perempuan tidak takut lagi untuk bermain catur, dan mengikuti perlombaan. Paman yang tadinya seorang penceloteh pemerintah dan DPRD, sekarang mencalonkan diri menjadi anggota DPRD. Selomot kembali ke Bitun dan menikah lagi. M.Nur hijrah ke Jakarta untuk mengikuti kursus teknisi parabola yang ia cita-citakan sejak dulu. Ninochka Stronovsky menantang Grand Master Bellinda Hess-Hay dari Amerika. Matarom yang kalah 3x berturut-turut tak terlihat lagi batang hidungnya. Ikal, membentuk organisasi persatuan bujang lapuk.

Selesai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Baca juga ini

Pengantar Filsafat

Pengantar Filsafat Ngaji Filsfat  Fahruddin Faiz Pengulas : DewaRC Belajar Filsafat adalah suatu cara yang dapat kit...

yang lain